Göbekli Tepe, Kuil Tertua Yang Penuh Misteri

Göbekli Tepe atau “Bukit Perut” disebut-sebut sebagai kuil tertua dalam sejarah peradaban manusia. Kuil yang merupakan situs arkeologi bergaya Neolitikum ini terletak di Pegunungan Germus, Provinsi Sanliurfa, Turki.
Menurut Kementrian Luar Negeri Turki, situs Göbekli Tepe merupakan struktur megalitikum tertua di dunia sekaligus yang terbesar yang terletak di Mesopotamia. Mesopotamia merupakan daerah subur yang berada di antara Sungai Eufrat dan Tigris. Wilayah Mesopotamia menjadi bagian dari 3 negara berbeda yaitu Turki, Kuwait, dan Irak.

Göbekli Tepe
https://twitter.com/real_outerspace/status/1430765990682451973/photo/1

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1963 hingga ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2018, situs Göbekli Tepe selalu diliputi oleh begitu banyak misteri. Apalagi situs ini baru mulai digali lebih lanjut pada tahun 1995, setelah melewati berbagai perdebatan panjang.
Göbekli Tepe sendiri pertama kali ditemukan oleh arkeolog dan peneliti dari Turki dan Amerika Serikat. Saat itu para arkeolog memperkirakan situs yang mereka temukan sebagai sebuah makam kuno. Hal ini dikarenakan ada begitu banyak lempengan batu yang serupa dengan batu nisan.

Namun setelah dilakukan penelitian lebih lanjut sejak, ditemukan fakta bahwa Göbekli Tepe bukan sekedar pemakaman kuno. Namun juga sebuah kompleks kuil kuno yang memiliki formasi bebatuan unik.
Klaus Schmidt, salah satu arkeolog Jerman yang melakukan penelitian di situs ini menemukan deretan patung-patung kuno dan ratusan pilar batu yang sangat besar. Beberapa pilar bahkan memiliki berat lebih dari 10 ton! Pilar-pilar tersebut pun disusun sedemikian rupa sehingga membentuk pola melingkar.

Menariknya lagi, beberapa pilar memiliki ukiran binatang yang cukup kompleks untuk ukuran zaman itu. Beberapa ukiran binatang yang ditemukan antara lain kalajengking, ular, singa, hingga burung nasar.
Simbol-simbol yang ditemukan itu rupanya berkaitan dengan kepercayaan, kematian, hingga kehidupan setelah kematian dalam berbagai budaya kuno lainnya. Para ahli pun berpendapat kalau situs Göbekli Tepe merupakan altar pemujaan untuk orang-orang yang sudah meninggal.

Menurut Schmidt, ukiran-ukiran tersebut sangat mungkin mewakili gagasan paling awal mengenai agama kepercayaan. Ia pun mulai berpikir sedang berhadapan dengan representasi dewa purba yang digambarkan tidak memiliki wajah, mulut, ataupun mata, tapi memiliki sepasang tangan.
Tak berapa lama kemudian ditemukan fakta bahwa situs Göbekli Tepe berusia setidaknya 11 ribu hingga 12 ribu tahun yang lalu. Menjadikan situs ini 6 ribu tahun lebih tua daripada Stonehenge, yang sebelumnya dipercaya sebagai situs megalitikum tertua di dunia.

Hal itu tentu saja membuat peneliti semakin sulit menentukan fungsi dan tujuan dibangunnya Göbekli Tepe. Pasalnya situs ini berusia ribuan tahun lebih tua daripada tulisan tertua yang diketahui berusia sekitar 5 ribu tahun.
Meskipun begitu Klaus Schmidt percaya bahwa Göbekli Tepe merupakan kuil tertua di dunia. Mengapa begitu?
Rupanya hal itu dikarenakan sepanjang penelitian terhadap situs Göbekli Tepe tidak pernah ditemukan adanya rumah, perapian untuk memasak, atau bahkan lubang sampah. Dengan kata lain manusia prasejarah tidak menggunakan situs Göbekli Tepe sebagai tempat pemukiman.

Ketika dilakukan penggalian lanjutan pun, yang ditemukan bukanlah tulang belulang manusia melainkan tulang binatang. Semua tulang binatang yang ditemukan di lokasi tersebut menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka sudah dimasak, entah untuk dimakan atau sekadar korban persembahan.
Selain itu sebuah studi mengenai tulang hewan mengungkapkan bahwa tulang belulang yang ditemukan di situs Göbekli Tepe merupakan spesies liar seperti babi hutan, burung nasar, bebek, dan domba. Kesimpulan tersebut ditarik setelah melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 15 ribu potongan tulang hewan yang ditemukan di situs Göbekli Tepe.

Hal ini semakin menunjukkan bahwa situs Göbekli Tepe bukanlah pemukiman. Karena manusia purba tersebut tampaknya membunuh hewan liar apa pun yang mereka temukan dan tidak beternak.
Salah satu akeozoolog dari Jerman, Joris Peters, meyakini bahwa mereka berhadapan dengan situs pemburu pengumpul dari manusia nomaden.

Namun yang menjadikan semuanya semakin misterius adalah fakta bahwa struktur megalitikum dipercaya baru muncul setelah manusia prasejarah meninggalkan pola hidup nomaden dan menetap di satu wilayah.
Tidak hanya itu saja, jika benar situs Göbekli Tepe digunakan sebagai kuil pemujaan maka bukan tidak mungkin manusia telah salah paham terhadap sejarahnya sendiri.

Dalam waktu yang sangat lama para ahli percaya bahwa agama baru muncul setelah manusia prasejarah mulai bercocok tanam. Para ahli berasumsi manusia prasejarah baru mulai membangun kuil pemujaan setelah mereka hidup menetap di satu wilayah.
Namun situs Göbekli Tepe tentu saja mematahkan teori tersebut. Tidak ada satu pun orang yang menetap di situs Göbekli Tepe. Mereka masih menjadi pemburu pengumpul. Dan yang terpenting, mereka tidak mendirikan pertanian di situs Göbekli Tepe.

Seberapa bergunakah informasi ini?

Klik bintang untuk memberi rating!

Rating rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 4

Belum ada vote! Jadilah yang pertama memberi rating untuk informasi ini!

Similar Posts