Hilangnya Peradaban Kota Petra Dan Kaitannya Dengan Islam Dalam Al-Qur’an
Petra salah satu kota di Yordania yang banyak menarik perhatian wisatawan. Pada tahun 2007 lalu, UNESCO menetapkan kota tersebut sebagai salah satu warisan budaya dunia. Hal tersebut berkaitan dengan bangunan unik yang memiliki gaya pahatan khas dari kota tersebut.
Bukan hanya itu saja, pada bangunan unik tersebut pun tersimpan banyak sejarah menarik. Seperti halnya kisah dari kota Petra yang ternyata tercantum dalam Al-Qur’an. Bagi Anda yang ingin mengetahui seperti apa kisah sejarah yang dimilikinya, simaklah penjelasan berikut :
Mengenal sejarah kota Petra
Dalam bahasa Yunani, Petra dikenal dengan arti batu. Nama kota tersebut, pada dasarnya diambil dengan melihat kondisi bangunan yang ada di sekelilingnya. Bangunan-bangunan tersebut terbuat dari batu dan hadir dengan berbagai pahatan menarik.
Karena itulah kota ini kemudian dijadikan sebagai warisan budaya dunia. Selain itu, bangunan kota batu tersebut juga dinilai sebagai bangunan gua purbakala terbesar dengan peradaban yang cukup misterius.
Petra dinyatakan sebagai kota dengan peradaban misterius bahkan hingga saat ini. Hal ini berkaitan dengan keberadaan para arkeolog yang belum mengetahui dengan pasti mengenai cara dari proses pembangunan kota tersebut. Apalagi kota tersebut hadir dengan bahan bangunan yang sebagian besar berasal dari bebatuan.
Karena itulah banyak sekali pertanyaan yang muncul mengenai hal tersebut. Beberapa di antaranya berkaitan dengan teknologi modern yang mungkin telah digunakan pada masa tersebut. Seperti halnya yang dinyatakan oleh ahli sejarah, bahwa kota Petra didiami oleh bangsa kuno modern yang bernama Nabatean.
Siapakah bangsa Nabatean? Bangsa tersebut dikenal sebagai masyarakat Arab Barat Laut dan mulai membangun kerajaan pada tahun 312 SM. Sedangkan Petra sendiri dalam masa tersebut justru digunakan sebagai tempat atau pusat pemerintahan dari kerajaan tersebut.
Kehadirannya yang digunakan sebagai pusat pemerintahan. Tentunya mengharuskan masyarakat Nabatean untuk membangun kota tersebut menjadi kawasan yang proporsional. Apalagi kawasan kota tersebut yang terletak di tengah-tengah gurun.
Karena itulah kota ini dibuat dengan menggunakan batu. Hal tersebut dilakukan agar kota tersebut kuat dalam menghadang badai pasir yang memang tidak dapat diprediksi.
Hilangnya peradaban pada kota Petra
Seiring dengan berjalannya waktu, peradaban pun mulai menghilang dari kota tersebut. Hal ini dimulai dari munculnya perang salib yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Sehingga kekuasaan bangsa Nabatean pun mulai beralih ke tangan bangsa Roma yang berada di bawah kekaisaran Byzantium.
Tidak hanya itu, berbagai macam bentuk peperangan termasuk bencana alam juga mulai mengikis perekonomian kota tersebut. Hingga akhirnya kota tersebut pun mulai lenyap pada tahun 700 Masehi. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan kota tersebut hadir dengan kesan misterius.
Jejak kronologis yang terasa samar dari kota Petra, tentunya membuat banyak orang merasa tertarik dengannya. Tidak terkecuali para peneliti yang masih merasa penasaran dengan eksistensi dari kota tersebut.
Di sisi lain, kota ini juga banyak menarik perhatian kaum muslim yang ada di berbagai belahan dunia. Hal ini berkaitan dengan kota tersebut yang dinyatakan memiliki hubungan baik dengan agama Islam. Karena itulah sejarah dari kota tersebut pun seringkali dikaitkan dengan agama Islam.
Tidak hanya itu, kebanyakan masyarakat dari kota tersebut juga beragam Islam. Karena itulah para penduduk Arab menyebut kota tersebut dengan nama lain yaitu Al Bitra.
Selain itu, dalam pandangan Al-Qur’an, kemampuan membuat pahatan tersebut memiliki kaitan dengan kisah Nabi Saleh ‘Alaihissalam dan juga kaum Tsamud. Seperti halnya yang tertulis dalam Al-Qur’an, surat Al-A’raf ayat 73-79. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Saleh mengajak Kaum Tsamud untuk menyembah Allah.
Akan tetapi, mereka tidak percaya dan justru membuat banyak kerusakan di muka bumi. Dalam hal ini, mereka malah membuat istana, memahat gunung yang kemudian akan digunakan sebagai rumah. Karena itulah Allah pun murka dan menimpa kaum Tsamud dengan bencana gempa, sehingga mayat-mayat mereka pun menetap di dalam tempatnya.
Lantas apa hubungan Bangsa Nabatean dengan sejarah Islam tersebut menurut para ahli sejarah? Merujuk pada salah satu hadis Imam Ahmad yang menceritakan tentang pengalaman Ibnu Umar bersama Rasulullah SAW. Saat itu mereka melakukan perjalanan dan singgah di kawasan Al Hijr.
Al Hijr sendiri dikenal sebagai tempat yang menyimpan banyak peninggalan arkeolog. Seperti halnya pahatan pada dinding batu yang memang sama dengan bangsa Nabatean.
Setelah diselidiki ternyata Al Hijr masih menjadi salah satu bagian dari wilayah yang dimiliki Bangsa Nabatean. Karena itulah dinyatakan bahwa kaum Tsamud tidak tinggal di kawasan Petra tetapi justru di kawasan Al Hijr.
Selain itu, jika dilihat dari silsilah kepemimpinan yang dilakukan oleh Nabi Saleh. Ia juga dinyatakan lebih tua dibandingkan dengan Nabi Ibrahim, Musa, Ismail, Yakub, Ishaq serta Isa AS. Sedangkan untuk bangsa Nabatean sendiri dinyatakan bahwa mereka hidup pada masa Nabi Isa AS.
Merujuk pada beberapa pembuktian tersebut lah. Kota ini kemudian dikaitkan dengan kesaksian Allah SWT mengenai kisah kaum Tsamud.