jabal nur

Mengenal Lebih Dekat ‘Gunung Cahaya’ Jabal Nur

Jabal Nur, dari tua, muda, yang sehat hingga mereka yang membutuhkan bantuan tongkat tetap melangkah dan membaur menuju puncak gunung tersebut. Tahukah Anda mengapa gunung tersebut sangat penting bagi umat muslim? Yuk, coba simak ulasan menarik yang berhasil kami rangkum di bawah ini!

Seputar Jabal Nur ‘gunung cahaya’

Bagi umat muslim, Jabal Nur merupakan salah satu situs penting karena di tempat inilah Gua Hira berada. Sebuah gua tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kalinya dan di sanalah Rasulullah bertemu Malaikat Jibril dan dikukuhkan kenabiannya.

Jabal dalam bahasa Arab berarti gunung, dan Nur berarti cahaya atau penerangan. Sejak saat itu sampai hari ini, Jabal Nur digunakan sebagai nama gunung tersebut. Peristiwa penting penuh bukti kebesaran Allah SWT tersebut terjadi pada Senin malam tanggal 21 Ramadhan. Tepatnya saat Rasulullah berusia 40 tahun.

Jika kamu belum tahu, Jabal Nur berada di dekat kota Mekkah, Hejaz, Arab Saudi dengan ketinggian mencapai 640 meter. Berbeda dengan pegunungan di Indonesia yang penuh flora fauna, Jabal Nur hanya dikelilingi padang pasir tandus.

Hingga hari ini, situs ini masih menjadi tempat paling istimewa dan tak pernah sepi pengunjung yang ingin berziarah ke kota Mekkah. Bagi para peziarah, Jabal Nur merupakan tempat untuk  kontemplasi dan pencerahan. Saat memasuki musim haji dan umrah, Jabal Nur bisa dipadati oleh 5.000 umat muslim yang ingin berziarah meskipun tidak termasuk agenda ibadah.

Seputar Gua Hira di Jabal Nur

Gua Hira memiliki ukuran yang cukup kecil yaitu berdimensi panjang 4 meter dan lebar 1.5 meter. Jabal Nur tempat Gua Hira berada memiliki kemiringan 380 meter dengan  bentuk menyerupai punuk unta. Mungkin semua umat muslim sudah tahu tentang ini, wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW pada malam Lailatul Qadar itu ialah QS. Al Alaq ayat 1-5 yang merupakan sebuah perintah untuk membaca.

Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan berkata: “Bacalah” yang mana Rasulullah tidak bisa membacanya. Perintah ini terus diulangi malaikat namun Nabi SAW tetap menjawab bahwa beliau tidak bisa membaca. Hingga kemudian Jibril membacakan surat tersebut. Akhirnya, pada malam itulah masa kenabian Rasulullah SAW dimulai. Sejak itu wahyu Al-Qur’an berangsur-angsur diturunkan Allah SWT selama 22 tahun lebih kepada Rasulullah SAW.

Jabal Nur, tempat Rasulullah SAW melakukan kontemplasi

Rasulullah SAW beberapa kali naik ke puncak Jabal Nur dan berdiam di Gua Hira untuk melakukan kontemplasi, merenung, membersihkan diri dan memikirkan kondisi masyarakat Mekkah yang kala itu masih diselubungi kejahilan bangsa Jahiliyah.

Untuk mencapai puncak Jabal Nur, kamu membutuhkan perjuangan dan kekuatan besar. Pasalnya medan jalanan yang harus didaki cukup curam dan tandus.

Meskipun telah dibuatkan tangga, pengunjung tetap membutuhkan fisik yang prima untuk bisa mencapai puncak Jabal Nur.

Bagi masyarakat awam, setidaknya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak Jabal Nur ialah 2 jam. Di beberapa titik pendakian, kamu bisa menemukan penjual minuman dan makanan. Bagi yang tidak kuat, tidak perlu memaksakan diri. Kamu hanya perlu berdoa dan cukup menikmati pemandangan sekitar karena kegiatan ini bukan bagian dari ibadah.

Tentu kesulitan yang kita rasakan saat ini tidak sebanding dengan apa yang dirasakan baginda Rasulullah di masa lalu. Yang mana medannya jauh lebih berat karena gua terselip antara tebing bukit dan tidak ada anak tangga yang memudahkan Rasulullah SAW.

Pada zaman nabi juga tidak ada pedagang yang menjajakan makanan atau minuman. Sehingga pasti Rasulullah harus membawa bekal makanan sendiri.

Himbauan Pemerintah Arab Saudi bagi Jamaah pendaki Jabal Nur

Dikarenakan medan yang cukup ekstrim dan risiko bahaya yang mengancam pengunjung, pemerintah Arab Saudi tidak menganjurkan para jamaah untuk mendaki Jabal Nur. Pemerintah setempat juga telah membuat pengumuman di bagian jalan masuk menuju Jabal Nur yang ditulis dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

Bunyi pengumuman tersebut ialah: “Bagi saudara kaum muslim yang berbahagia, Rasulullah tidak pernah menganjurkan kita untuk mendaki Jabal Nur, tidak menyuruh kita untuk shalat, mengusap batu, mengikat pohon, mengambil tanah, batu ataupun pohonnya. Kebaikan untuk mengikuti sunah Rasulullah, maka sebaiknya jangan pernah menyalahinya”.

Singkatnya, Rasulullah tidak pernah mengatakan jika mendaki Jabal Nur merupakan bagian dari ibadah yang harus dikerjakan umat muslim sehingga tidak ada keharusan bagi kita untuk mendaki Jabal Nur. Bahkan pemerintah setempat telah membuat larangan yang jelas, hanya saja tetap banyak umat muslim yang menyempatkan diri datang ke Jabal Nur.

Meskipun himbauan telah terpampang, hal ini tidak menyurutkan jumlah jamaah yang datang bahkan menghabiskan waktu di Jabal Nur.

Demikianlah ulasan ringkas seputar Jabal Nur, semoga ulasan di atas bisa menambah wawasan kita semua dalam memahami Islam dan pengorbanan Rasulullah SAW.

Seberapa bergunakah informasi ini?

Klik bintang untuk memberi rating!

Rating rata-rata 2.8 / 5. Jumlah vote: 4

Belum ada vote! Jadilah yang pertama memberi rating untuk informasi ini!

Similar Posts