Tata Cara Melakukan Manasik Haji yang Baik dan Benar
Manasik haji dan umroh menjadi peragaan dalam pelaksanaan ibadah haji dan juga umroh sesuai dengan rukun – rukunnya. Pada kegiatan bimbingan manasik haji, para calon jamaah akan dilatih terkait dengan tata cara melaksanakan ibadah haji yang nantinya akan dilaksanakannya. Walaupun nantinya rukun haji, persyaratan, sunnah, wajib atau berbagai hal yang tidak boleh untuk dilakukan selama melaksanakan ibadah haji maupun umroh. Selain itu, para calon jamaah haji juga akan belajar bagaimana dalam melaksanakan praktik –praktik pada ibadah haji dan juga umroh.
Tata cara untuk mansik haji, urutan, bacaan dan juga melaksanakan berdasarkan syariat sangat penting untuk diketahui para muslim terutama bagi orang yang akan melaksanakan haji dan umroh. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib untuk dilakukan untuk para umat muslim yang mampu baik itu secara fisik maupun finansial.
Pentingnya Melakukan Manasik Haji dan Umroh
Manasik haji ini tidak hanya sekedar aktivitas yang seolah – olah untuk memposisikan diri pada saat sudah sampai di tanah suci. Namun, semua itu lebih dari itu, manasik haji dan juga umroh ini dibutuhkan untuk bisa memberikan pemahaman kepada setiap calon jamaah haji dan juga umroh terkait dengan tujuan utama pada keberangkatan mereka menuju ke tanah suci, terutama untuk para calon jamaah haji dan umroh karena setelah menjalankan manasik, para jamaah akan bisa memahami berbagai hal apa saja yang nantinya harus dilakukan di saat menjalankan ibadah haji dan umroh.
Para calon jamaah ini akan mempelajari budaya, bahasa, dan juga kondisi alam yang ada di Arab Saudi. Dengan menjalankan manasik, para calon jamaah pun juga akan diajak untuk melakukan penyesuaian diri supaya tidak merasakan kebingungan ketika sudah berada di tanah suci.
Tata Cara Lengkap Melaksankan Manasik Haji dan Umroh
Haji ini adalah terkait dengan mengunjungi Baitullah atau Ka’bah untuk menjalankan amalan dalam ibadah. Adapun tata cara yang baik dan benarnya adalah :
1. Mengenakan Pakaian Ihram
Pakaian ihram untuk laki – laki ini terdiri dari dua lembar kain yang lebar untuk bisa menutupi pundak dan juga bagian bawah panggul seperti sebuah sarung. Laki – laki dilarang menggunakan pakaian yang bisa membentuk lekuk tubuh, termasuk pakaian dalam.
2. Niat dalam Melakukan Ihram Haji
Pelaksanaan ihram ini paling lambat pada tanggal 9 dzulhijjah pada miqat yang sudah ditentukan. Hal yang nantinya dianjurkan termasuk dalam sunnah haji sebelum berihram adalah mandi, melakukan wudhu,menggunakan pakaian ihram dan memakai wewangian terlebih dahulu. Kemudian lakukan niat di dalam hati, niat ini nantinya dilakukan ketika akan memulai ihram.
3. Membaca Talbiyah
Orang yang sudah melakukan ihram disunahkan untuk selalu memperbarui dan mengulang – ulang Talbiyah pada setiap langkah selama melakukan perjalanan ke Baitul Haram, saat jalan melandai, menanjak atau selama di dalam kendaraan. Terutama ketika sudah akan mulai berdesakan dan juga berkumpul di antara lautan bagi orang – orang yang melakukan ihram.Talbiyah merupakan bacaan yang disunnahkan pada saat seseorang yang sudah melakukan niat haji dan juga umroh, hukum dalam membaca Talbiyah adalah sunnah muakkad.
4. Melakukan Wukuf di Padang Arafah
Laporan manasik haji berikutnya adalah berkumpul di padang Arafah beberapa saat yang dimulai dari tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijjah sampai menjelang fajar tanggal 10 Zulhijjah. Wukuf ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja asalkan masih berada di tanah Arafah. Selama mmenunggu waktu masuknya wukuf, jamaah haji harus memperbanyak dzikir, kepada Allah dengan membaca takbir, istighfar, tahmid dan juga bacaan – bacaan yang lainnya hingga masuk ke dalam waktu wukuf. Saat – saat waktu wukuf inilah menjadi inti dan juga kunci dari ibadah haji.
5. Maabit di Mudzalifah
Maabit di Mudzalifah ini artinyaa bermalam atau berhenti sejenak di Mudzalifah setelah menjalankan wukuf di Padang Arafah.Untuk orang yang belum menjalankan shalat magrib atau isya bisa melaksankannya dengan cara di jamak ta’khir qashar, yaitu Magrib dijalankan tiga rakaat dan Isya dua rakaat. Di Mudzalifah nantinya jamaah haji juga akan mengambil batu kerikil 49 butir atau 70 butir untuk di lempar ke jumrah Mina nantinya.
Di Muzdalifah nantinya jamaah haji ini akan melakukan mabit minimal hingga sudah melewati waktu tengah malam. Namun yang paling utama,mabit dilaksanakan hingga selesainya shalat subuh. Setelah itu jamaah akan menuju Mina sambil membaca Talbiyah dan berdzikir.
6. Melemparkan Jumroh Aqabah
Manasik haji yang selanjutnya adalah bila sudah tiba di mina dan barang bawaan diletakkan pada tenda, jamaah harus segera bersiap – siap untuk melemparkan jumrah aqabah di tanggal 10 dzulhijjah dengan 7 batu kerikil dan setiap lemparan harus membaca doa. Waktu melempar jumrah ini umumnya sudah akan diatur oleh pemerintah Arab saudi sehingga tidak akan berdesak – desakan.
Inilah pembahasan kita terkait dengan tata cara menjalankan manasik haji, urutan, bacaan dan juga melaksanakannya yang wajib diketahi dan juga diamalkan oleh umat muslim terutama yang akan menjalankan ibadah haji.