Penuh dengan Cobaan, Ini dia yang Bisa Kita Pelajari dari Hidup Nabi Ibrahim
Dalam hidup manusia penuh dengan cobaan. Kadang cobaan ini membuat manusia tidak kuat menanggungnya dan akhirnya melakukan hal yang tidak disenangi Allah. Untuk Anda yang sedang Menghadapi cobaan besar, mari kita lihat cerita mengenai cobaan yang diberikan Allah pada Nabi Ibrahim sehingga beliau banyak memiliki gelar terbaik dari yang terbaik.
Cobaan Nabi Ibrahim sebagai Bapak Tahuhid atau Abu Tauhid
Sebagai salah satu anak yang lahir di negara Babilonia, nabi Ibrahim memang dibesarkan dalam keluarga yang menyembah gembala. Akan tetapi, Allah sudah memanggil nabi Ibrahim untuk menyebarkan kebenaran di usianya yang masih sangat muda. Dalam usia muda ini, nabi Ibrahim kemudian mengajak masyarakat untuk mengenal Allah.
Akan tetapi perjalanan memperkenalkan Allah pada masyarakat Babilonia memang tidak mudah. Bahkan ditentang ayahnya sendiri. Meski menyembah berhala, ayah nabi Ibrahim memiliki rasa sayang dan cinta kasih yang mendalam pada nabi Ibrahim. Namanya Azar, meski dia memiliki rasa cinta yang besar pada anaknya, beliau mengancam akan merajam nabi Ibrahim jika terus menentang kebiasaan masyarakat Babilonia.
Nah, dalam kondisi seperti ini nabi Ibrahim rela berpisah dengan ayah yang beliau sayangi sekaligus beliau kagumi. Bahkan dengan ujian ini, nabi Ibrahim malah lebih kuat lagi berdakwah dalam Islam untuk mengajarkan ajaran tauhid yang diwahyukan Allah padanya. Hal inilah yang menyebabkan Nabi Ibrahim mendapatkan sebutan sebagai Bapak Tauhid.
Cobaan berupa dibakar hidup-hidup
Hal lain yang menjadi cobaan bagi Nabi Ibrahim adalah beliau pernah diancam untuk dibakar hidup-hidup oleh raja di Babilonia saat ini. Hal ini terjadi tatkala perayaan besar masyarakat penyembah berhala dilakukan oleh masyarakat Babilonia.
Pada saat tersebut, masyarakat Babilonia meninggalkan rumah dan nabi Ibrahim tinggal karena tidak ikut. Pada saat semua orang meninggalkan rumahnya, nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala kecil dan membiarkan berjalan yang besar tetap utuh.
Setelah semua orang kembali, semua masyarakat Babilonia geram dan menyalahkan nabi Ibrahim. Akan tetapi nabi Ibrahim menolak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa berhala besarlah yang menghancurkan berhala kecil. Tidak percaya dengan nabi Ibrahim, Raja Namrudz kemudian menghukum nabi Ibrahim untuk dibakar hidup-hidup. Akan tetapi Allah menyelamatkan nabi Ibrahim dengan membuat api menjadi dingin.
Cobaan berhadapan dengan kekuasaan besar
Satu lagi cobaan besar didapatkan oleh nabi Ibrahim, yaitu saat beliau sudah menikah dengan wanita cantik bernama Sarah dan melakukan perjalanan ke Mesir untuk berdakwah. Di salah satu tempat, nabi Ibrahim bertemu dengan seorang penguasa zalim yang gila wanita.
Penguasa ini menggunakan segala cara termasuk membunuh pasangan dari wanita yang cantik parasnya. Karena takut hal ini terjadi, nabi Ibrahim meminta Sarah untuk mengakuinya sebagai saudara. Setelah itu, Sarah dipanggil ke istana dan dimasukkan dalam ruangan bersama sang raja zalim.
Di tempatnya ditinggalkan nabi Ibrahim mengambil wudhu dan mendirikan shalat, di sini beliau meminta agar Allah melindungi istrinya dari orang yang akan bertindak zalim padanya. Di tempat lain, Sarah juga melakukan hal yang sama dengan Nabi Ibrahim, ia mengambil wudhu dan mendirikan shalat.
Setelah berdoa, raja zalim tersebut mendekati Sarah, seketika tubuh raja membeku. Takut raja ini mati dan Sarah dituduh sebagai pembunuh, Sarah berdoa lagi agar dia dihindarkan dari fitnah. Setelah itu, raja mendekat lagi, Sarah kembali berdoa dan seketika tubuh raja membeku kembali. Sarah berdoa memohon perlindungan lagi dan raja bisa bergerak kembali.
Kali ketiga rasa bisa bergerak kembali, raja merasa takut pada Sarah dan menyebutnya wanita penyihir, mengusirkan dari istana dan memberikan seorang budak bernama Hajar. Dari Hajar, Nabi Ibrahim mendapatkan keturunan bernama Ismail yang menjadi orang besar di Arab.
Cobaan akan kesabaran dan kesetiaan nabi Ibrahim
Sebagai keturunan yang dinantikan sejak lama, nabi Ibrahim begitu mencintai Ismail anaknya. Bahkan saat terpisah jarak 1.500 km, nabi Ibrahim rela berjalan kaki untuk bertemu dengan anak kecintaannya.
Sayangnya rasa sayang pada anak ini kemudian diuji oleh Allah. Allah memberikan mimpi pada nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya yang dikasihi ini berulang kali. Percaya bahwa Allah memberikannya perintah, nabi Ibrahim kemudian berbicara pada anaknya mengenai perintah Allah ini.
Meski begitu sayang pada anaknya, nabi Ibrahim tetap mengikuti perintah Allah karena kesetiaannya. Beliau sadar bahwa anak adalah titipan Allah dan Allah bisa mengambilnya kapan saja. Setelah bicara dengan anaknya, tanpa ragu, Ismail meminta ayahnya untuk mengikuti perintah Allah.
Bagi Ismail sendiri, ia juga meyakini bahwa dirinya juga bukan miliknya melainkan milik Allah. Bahkan saat akan menyembelih, Ismail meminta sang Ayah untuk melucuti pakaiannya sebagai kain kafan, mengikat tangannya dan menghadapkan wajahnya ke tanah agar ayahnya tidak merasakan belas kasihan.
Begitu proses penyembelihan akan dilakukan, Allah menghadirkan domba berkualitas tinggi yang sehat, gemuk dan memiliki mata indah. Domba inilah yang diberikan oleh Allah sebagai ganti kesetiaan nabi Ibrahim dan juga Ismail. Hingga saat ini, hari dimana pengampunan Allah dan pencobaan ini diperingati sebagai hari Qurban.
Hal yang bisa dipelajari dari kisah dan cobaan nabi Ibrahim
Ada sangat banyak sekali cobaan yang diberikan Allah pada nabi Ibrahim, dan tidak ada satu diantaranya yang mudah dilalui. Dari cobaan dan tindakan nabi Ibrahim ini, kita bisa belajar banyak hal, diantaranya antara lain adalah :
Pendirian dan iman yang kuat
Iman membuat nabi Ibrahim meninggalkan ayahnya dan hampir menyembelih anaknya. Hal ini diyakini oleh nabi Ibrahim karena nabi Ibrahim setia pada Allah dan takut pada-Nya. Iman yang kuat ini harus masuk ke dalam pendirian sehingga tetap bisa ditegakkan di tengah cobaan-cobaan yang besar.
Sabar meminta tolong pada Allah
Dalam cobaan kedua, nabi Ibrahim bertemu dengan raja yang zalim dan jahat. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh nabi Ibrahim kecuali melindung istrinya dengan berdoa dalam shalat pada Allah. Beliau juga sabar dan tidak mengambil keputusan sendiri.
Pada akhirnya Allah yang membantu Nabi Ibrahim keluar dari masalah dengan selamat, bahkan mendapatkan keturunan dari budak yang didapatkan dari cobaan ini.
Sabar adalah nilai tertinggi
Kasih sayang ayah pada anak yang sangat besar bisa jadi hambatan taqwa pada Allah, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tetap taqwa dan memilih untuk tetap bersabar bahkan dalam situasi dimana beliau harus mengorbankan anaknya. Inilah yang dinamakan sabar pada perintah Allah.Manusia tidak perlu tahu apa yang dimaksud oleh Allah, karena setiap cobaan membuat Allah yakin dengan keimanan kita dan menempatkan kita di sisi-Nya di surga nantinya. Oleh karena itu, selalu rendah diri dan sabar dengan apapun yang Allah cobaan pada kita manusia. Karena pada dasarnya, semuanya akan hancur dan tempat berpegang yang terbaik adalah Allah semata.